Monday, 14 April 2014

Ketika Sang Creator Menemukan Putra-Nya (Pengakuan Dennis Bergkamp)


“I really like Arsenal. But you, do you like Arsenal? Or just Arsenal with Trophies?” – Dennis Bergkamp






Dennis Bergkamp diakui mayoritas pendukung Arsenal di seluruh dunia sebagai pemain terbaik kedua sepanjang sejarah klub tercinta ini setelah Thierry Henry. Namun bagi sebagian orang dari mayoritas tersebut, Dennis Bergkamp adalah segala-galanya, melebihi gelar pemain terbaik sekalipun. Banyak fans global Arsenal, yang tidak punya kesempatan lahir dan besar di London, menjadi fans Arsenal karena memuja Dennis Bergkamp, sang creator (maka ia punya nickname God).


Thierry Henry sering disebut King Henry karena rekor golnya di Arsenal. Namun di atas Sang Raja adalah Sang Pencipta. Menyaksikan aksi Dennis Bergkamp tidak berbeda dengan menyaksikan sebuah pertunjukan seni. Kita melihat sepakbola yang tidak lagi dibatasi oleh definisi “olahraga”. Sepakbola juga menjadi “olahjiwa”, sesuatu yang bernilai spiritual, yang menghadirkan “mukjizat” yang sulit dicerna akal sehat.


Sebuah kutipan dari biografinya yang terbaru, Stillness and Speed (yang masih saya tunggu-tunggu kedatangannya) mengkonfirmasi pandangan Bergkamp tentang sepakbola yang berbau spiritual:


“Well, you set yourself goals, targets. And once you’ve got there you want to move on and go further. You keep raising the bar and therefore it’s never good enough. You want perfection. It’s never good enough but it’s within your reach. You climb one mountain and see the higher one. And I want to do it, I want to do that. But I like what you say that it’s a passion – something within the soul, isn’t it? It’s deeper. Whereas ambition, for money or whatever, is more calculating. It can be satisfied. But passion is … no … you keep … you want to grab it. You do the hard thing, always go for the difficult thing, and then you have to go for the next thing.”



Bergkamp tidak melihat sepakbola sebagai alat untuk mengumpulkan kekayaan (berbeda dengan Dutch Skunk yang satu itu). Ia melihatnya sebagai sarana mencapai kesempurnaan. Sesuatu yang bermakna dari dalam, lebih dalam daripada segala kesenangan permukaan luar yang dapat diberikan uang. Bahkan dalam sebuah perbincangannya dengan Arsene Wenger yang juga dikenal sebagai figur holistik, memberikan gambaran kepada kita pandangan spiritual mereka tentang sepakbola:


“Arsène Wenger has an interesting view about this. He says: “It is a spiritual thing. I am convinced of that. I believe you have two kinds of players who play football. Those who want to serve football like you serve God, and they put football so high that everything that is not close to what football should be is a little bit non-acceptable. And then you have those who use football to serve their ego. And sometimes the ego can get in the way of the game, because their interest comes before the interest of the game.


Sometimes the big ego is linked with what we call strong personalities, charisma. But most of the time what people call charisma is just big ego. I believe that Dennis was one of those who had such a high idea of the game and such a respect for the game that he wanted that to be above everything. I believe that the real great players are guided by how football should be played and not by how football should serve them. If it becomes spiritual, it’s endless and you’re always driven to going higher and getting closer to what you think football should be.


Then Wenger gives the example of a player who knows he ought to pass but takes a massive gamble and scores. “If he really loves the game he’ll go home and worry about it. He’ll know he really should have passed to set up an easy chance for someone else. But he was selfish and got lucky. If he doesn’t care about the game he’ll go home and think: ‘That was great – I’ll do the same next time.’


And he says that’s the difference. “That’s why you have to teach the kids to respect the game and treat the game a little bit like a religion, that is above you, where you want to serve the game.”


Wenger mengatakan ada dua tipe pesepakbola:
  1. Pesepakbola yang ingin melayani sepakbola sebagaimana ia melayani Tuhan. Mereka meletakkan sepakbola begitu tinggi sehingga apapun yang tidak sesuai dengan visinya tentang sepakbola, tidak dapat ia terima. 
  2. Pesepakbola yang menggunakan sepakbola untuk melayani egonya. Kepentingan pribadi menjadi lebih utama daripada kepentingan permainan itu sendiri. 

Pesepakbola yang pertama akan selalu melakukan pencarian bagaimana sepakbola seharusnya dimainkan. Pencarian itu menjadi motivasi mereka untuk menjadi lebih baik, lebih tinggi dan lebih dekat dengan idealisme sepakbola. Dennis Bergkamp adalah tipe pesepakbola yang pertama. Ambisinya untuk memainkan sepakbola yang sempurna membawanya untuk selalu mengasah teknik dan visinya, agar ia mampu menampilkan permainan sepakbola yang seharusnya. Ia selalu datang latihan lebih awal dan pulang paling akhir. Cintanya dan pengabdiannya pada sepakbola sudah masuk ke level spiritual, bak pelayanan kepada Tuhan. Sepakbola ditempatkan di atas kepentingan pribadinya, kepentingan permainan sepakbola di atas kepentingan pribadinya. Ia menjadi hamba dari sepakbola.


Beberapa hari yang lalu, Telegraph memuat komentar Dennis Bergkamp tentang Mesut Özil. Wawancara yang sangat menarik dilakukan oleh David Winner, yang juga menjadi salah satu penulis biografi Bergkamp. Selain soal kemungkinan ia kembali ke Arsenal dalam kapasitas sebagai coach, hal menarik lainnya adalah pandangannya tentang Özil. Saya sendiri percaya Özil adalah The Second Coming, pewaris DB10. Mendengar langsung bahwa Bergkamp sendiri menilai Özil sangat tinggi, dan mengakui bahwa ia adalah Creator yang sama dengan dirinya, sempat buat diri ini merinding. Secara tidak langsung ini adalah pengumuman Sang Creator kepada publik tentang siapa pewaris tahtanya.


“Behind every pass there must be a thought.

Özil knows exactly how to control the ball in what kind of space to give himself time. That’s the difference between the players and great players. With his intelligence and his touch and his skills, he is trying to do something right with every ball.”



Bergkamp mengatakan di balik setiap operan, pasti ada gagasan. Dan bagi Bergkamp, Özil mengetahui persis apa yang ingin ia lakukan dengan bola dan mengeksekusinya dengan tepat.


Sebuah contoh analisa Bergkamp tentang isi pikiran Özil ketika melakukan operan yang berbuah gol Wilshere itu kepada Giroud:


“With that pass it seems like Özil was already calculating what the next pass should be. So he puts the ball on the side which means Giroud’s only option is to pass it to the third player. The point is that there is a thought behind that pass. You see that with his control and his movement and that’s what I like.

With all the respect to the other Arsenal players, I think he is the one who can make a difference. The other players are good in midfield. But you need someone of a high-level you can be good in all areas of the pitch.”


Ketika mengoper bola kepada Giroud, Özil sudah memperhitungkan beberapa langkah berikutnya. Ia menempatkan bola ke posisi di mana satu-satunya pilihan Giroud adalah mengopernya lagi kepada pemain ketiga (dalam hal ini Rosicky). Ia tidak memberikan bola kepada Giroud untuk langsung ditembakkan ke gawang. Artinya Özil juga melihat gerakan Rosicky dan Wilshere saat itu. Hal berikutnya yang terjadi adalah Rosicky dengan satu sentuhan membelokkan operan Giroud ke Wilshere dan tembakan first time Wilshere berbuah gol. Bergkamp mampu melihat itu karena ia juga akan melakukan hal yang sama yang dilakukan Özil. Tidak semua pemain bola dapat menganalisa seperti itu, karena level pemahamannya belum sampai ke sana.


Kalau direnungkan lagi, 2 gol Arsenal melawan Swansea juga berawal dari operan Özil. Gol Ramsey yang menjadi gol ketiga Arsenal saat melawan Sunderland juga mengikuti alur yang sama. Özil mengoper ke Giroud pada posisi di mana ia mampu melihat gerakan Ramsey namun ia sendiri membelakangi gawang, sehingga satu-satunya opsi Giroud adalah mengoper kembali ke Ramsey yang bergerak masuk ke dalam kotak penalti lawan. Hal itu dilakukan Özil karena ia membaca gerakan Ramsey dan posisi Giroud dengan sempurna. Hal yang sungguh tidak mudah karena pemain umumnya hanya membaca gerakan satu pemain pada satu waktu.


Mungkin bagi Özil waktu seakan berhenti ketika ia menganalisa gerakan dan posisi pemain di lapangan. Waktu menjadi relatif. Hal ini dimungkinkan ketika seorang pemain sudah demikian terserap dalam sebuah aktivitas. Dalam bela diri, gerakan lawan akan terasa lambat (bak The Matrix) dan refleks kita menjadi lebih cepat. Tidak percaya? Boleh tanyakan kepada para ahli bela diri. :)


Dan Bergkamp juga menjelaskan mengapa kejeniusan Özil ini akan membawa perubahan pada permainan Arsenal secara keseluruhan:


“It looks like it’s a relief to the other players. ‘Oh yes this is what we want’, ‘Oh this is a great ball’. They are adapting to Özil, and moving into spaces where before maybe they didn’t do that because maybe they weren’t expecting the ball.”



Pemain Arsenal lainnya akan menyesuaikan diri dengan operan dan gerakan Özil. Mereka akan mempelajari hal-hal baru, tentang kejeniusan Özil melihat ruang dan waktu dalam beberapa langkah ke depan bak seorang pemain catur. Mereka akan masuk ke ruang-ruang baru di mana Özil akan memberikan operannya, hal yang tidak mereka lakukan sebelumnya karena belum ada pemain yang bisa melihat itu. Secara keseluruhan, pemain Arsenal lainnya akan bergerak lebih efisien, lebih mematikan, dan lebih tidak terduga oleh lawan. Semua berkat operan Özil. Dan Bergkamp bisa melihat itu.


Mengapa Bergkamp bisa melihat itu? Karena ia sendiri melakukannya. Masih ingat operannya kepada Ljungberg ketika Arsenal melawan Juventus? Saat itu ia menggocek bola di depan kotak penalti lawan, dikerubungi 3 pemain lawan. Ia menunggu dan menunggu hingga Ljungberg masuk ke kotak penalti, lalu memberikan operan lob tanpa melihat dan gol pun tercipta dari kaki Ljungberg. Lihat kesamaannya dengan Özil yang membawa bola di pinggir garis belakang lapangan Napoli dan menunggu Giroud di posisi yang pas sebelum memberikan assist-nya. Dan operan-operan Özil kepada Walcott di game vs Sunderland yang sayangnya tidak berbuah gol namun sudah membawa kita bernostalgia pada operan-operan Bergkamp kepada Henry.


Özil mungkin belum ada di level Bergkamp saat ini namun tidak ragu lagi ia akan mencapai level yang sama, dan itu akan ia lakukan di Arsenal. Ia boleh jadi baru bermain di beberapa pertandingan dan mungkin pernyataan ini akan terasa terlalu dini. Tapi siapalah kita sehingga berani membantah kata-kata Sang Pencipta?


Percaya saja dan saksikan Mukjizat Putra-Nya.




Disclaimer:
Tulisan di atas merupakan tulisan saudara Benny Handoko dan saya publikasikan ulang disini.
Sumber: https://benhan8.wordpress.com/2013/10/10/ketika-sang-creator-menemukan-putra-nya-pengakuan-dennis-bergkamp/

Monday, 2 September 2013

Kisah Perebutan Stasiun Kereta yang Menyulut Permusuhan Arsenal-Sp*rs

Orang "luar" mungkin terlanjur tahu bahwa Arsenal versus Tottenham Hotspur adalah derby London Utara. Buat orang Spurs, kaum The Gunners adalah pendatang dari tenggara, bukan asli utara.


Kepada teman yang berkunjung ke London dan menginap di rumah, bagi yang penggemar bola apalagi penggemar Tottenham atau Arsenal, saya paling suka mengajak mereka menelusuri tempat-tempat yang terkait dengan kedua klub ini. Bukan karena saya punya misi khusus, tetapi kebetulan saya tinggal di komplek perumahan di daerah Plumstead Common, London Tenggara, tempat Arsenal lebih seratus tahun lalu dilahirkan, dan untuk menunjukkan betapa sejarah dua klub ini erat bersinggung.

Saya akan membawa mereka ke komplek (bekas) pabrik pembuatan senjata di Woolwich Arsenal, yang sekarang berubah menjadi komplek perumahan mahal bernama Royal Arsenal. Komplek itu sekaligus menjadi tempat wisata lengkap dengan museum meriamnya dan pelabuhan di pinggir Sungai Thames yang sangat terkenal itu.

Seperti diketahui, adalah inisiatif pegawai dari pabrik senjata itu yang menjadi cikal bakal Arsenal yang sekarang. Dua kandang awal Arsenal, Manor Ground, sekarang berubah menjadi gudang industri, dan Invicta Ground, sekarang tak bersisa menjadi perumahan penduduk yang agak kumuh, berada tak jauh dari pintu masuk sebelah timur pabrik senjata itu.




Tidak semua teman pendukung Arsenal tertarik dengan kunjungan itu karena memang sulit untuk bisa merasakan greget pentingnya akar London Tenggara Arsenal kalau bukan orang lokal. Sementara teman pendukung Tottenham merasa, buat apa mengunjungi tempat lahir Arsenal.

Tak apa. Saya sangat bisa mengerti kedua sentimen itu, dan tak rugi-apa-apa. Toh untuk sekadar melewati dan menunjukkan tempat-tempat itu hanya makan waktu tak lebih dari 15 menit pakai mobil. Atau bisa dilakukan sambil lalu ketika berangkat ke pusat kota, yang harus dimulai dari stasiun kereta api atas tanah (atau dikenal dengan British Rail) Woolwich Arsenal, yang bersebelahan dengan tempat-tempat yang saya sebutkan tadi.

Biasanya, baru setelah kami menyeberang Sungai Thames dan berada di London Utara, mengunjungi baik Tottenham (White Hart Lane) ataupun Arsenal (Emirates) --keduanya hanya terpisahkan sejauh sekitar 5,5 kilometer--, saya bisa menjelaskan dengan mudah mengapa tempat kelahiran Arsenal di Plumstead itu menjadi penting.



Penggemar bola, begitupun juga media, sering melukiskan persaingan sengit Tottenham dan Arsenal dikarenakan mereka bertetangga, berebut wilayah. Ada benarnya tentu saja. Tetapi dengan memahami kelahiran Arsenal di Plumstead tahun 1886, ia memberi konteks persaingan Tottenham-Arsenal yang berbeda. Ada sebuah permusuhan yang lebih mendasar lagi, sebuah persoalan resentment (rasa penolakan yang sengit) oleh satu kelompok masyarakat terhadap kelompok lain yang dianggap asing, bukan penduduk asli, pendatang.

Dan pintu masuk cerita yang saya gunakan selalu sama, ketika kami berhenti di sebuah stasiun kereta api bawah tanah bernama Arsenal. Sebuah stasiun kereta api di jalur bernama Piccadilly yang melayani London Utara menembus pusat kota dan berujung di bandar udara Heathrow di London Barat. Hanya sebuah stasiun kecil, sepi, terjepit (dalam arti yang sesungguhnya) di antara deretan rumah penduduk. Akan tetapi, menyebut keberadaan stasiun itu ke penggemar Tottenham, itulah tumpahan minyak abadi bagi api yang terus mengingatkan akan hilangnya sebuah wilayah yang direbut pendatang dan tak akan pernah lagi kembali.

Stasiun Arsenal itu dulunya bernama Gillespie Road. Namun di tahun 1932 jawatan kereta api London, tunduk di bawah tekanan pengurus Arsenal FC, mengganti namanya menjadi Arsenal. Untuk memenuhi persyaratan resmi penggantian nama itu, jawatan kereta api London bahkan harus memperbaharui semua peta kereta api yang ada di setiap stasiun kereta api di London. Kini, satu-satunya yang mengingatkan nama asli stasiun itu hanyalah mural bertuliskan Gilespie Road di dinding dalam peron stasiun yang untuk alasan cagar budaya tidak boleh diganti.


Pengurus Arsenal memang menginginkan pergantian itu agar asosiasi kewilayahan mereka termantabkan, termaktubkan abadi setelah pindah dari Plumstead tahun 1913. Mereka sadar, bagaimanapun mereka adalah pendatang dan harus mencari cara untuk menancapkan akar kewilayahan mereka. Pergantian nama stasiun adalah salah satu wujudnya.

Mereka berhasil. Jarangnya rumah penduduk di daerah itu puluhan tahun silam membuatnya seperti hanya melayani Highbury, kandang Arsenal saat itu, yang berjarak tak lebih dari seratus langkah dari stasiun. Stasiun Arsenal seperti satu-satunya alasan untuk melayani klub Arsenal. Bahkan hingga kini stasiun Arsenal merupakan satu-satunya stasiun kereta api dengan nama mengikuti nama sebuah klub sepakbola.

Tottenham tentu saja sekuat tenaga berusaha untuk mencegah pergantian nama itu. Mereka khawatir dan paham gelagat, pergantian nama itu adalah sebuah simbol: Arsenal yang sebelumnya dianggap tamu tak diundang dari seberang selatan Sungai Thames telah menancapkan kuku dan akan menetap selamanya.

Sejarah membuktikan langkah Arsenal maupun kekhawatiran Tottenham benar adanya. Penamaan itu seperti memberi keabsahan kewilayahan bagi Arsenal, keabsahan bahwa mereka bukan lagi pendatang, keabsahan bahwa mereka berhak untuk hidup dan berkembang di tempat itu dan sekitarnya. Dengan pengukuhan nama stasiun itu, sebelum persoalan dibawa ke lapangan bola, Tottenham sudah ketinggalan skor 0-1.


Anda pasti mengerti, mentalitas orang Inggris ini sebenarnya insular -- dari kata Latin insularis, lalu menjadi insula dan kemudian menjadi kata dasar bahasa Inggris island (pulau). Sebuah kata sifat yang menggambarkan sikap yang abai, tidak tertarik dengan budaya dan pemikiran orang lain, tidak tertarik dengan yang ada di luar jagat kehidupan mereka ataupun wilayah pengalaman kelompok lain.

Sifat ini terbentuk karena Inggris Raya pada dasarnya adalah sebuah pulau yang terpisah dari negara-negara sekitarnya. Laut menjadi benteng dari hiruk pikuk yang terjadi di Eropa Daratan. Segala sesuatu (nilai-budaya-pemikiran-agama) yang datang dari luar kepulauan Inggris Raya selalu seperti ter-Inggris-kan terlebih dahulu sebelum diterima masyarakat kebanyakan. Harus ada cengkok khas Inggrisnya.

Bukan berarti Inggris tidak mengalami pergolakan dan apa yang terjadi di negara tetangga tidak berimbas. Namun laut yang mengelilingi Inggris memberi situasi yang relatif stabil sejak negara ini bersatu sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Bandingkan dengan Eropa daratan yang terus saja bergolak hingga sekarang: eksperimen politik yang tidak pernah selesai --dengan Uni Eropa-nya misalnya, batas wilayah kenegaraan yang terus menerus berubah-ubah-- bahkan hingga abad 20 ketika Perang Dunia I pecah hingga keruntuhan Uni Soviet, bersatunya Jerman dan pecahnya Balkan.

Tak heran kalau warga Inggris ini selalu curiga dengan pendatang dan segala sesuatu yang berbau asing-dari luar. Bagi mereka persoalan kepemilikan dan kemandirian wilayah adalah segalanya. Yang dari luar selalu saja hanya membawa persoalan. Keengganan Inggris untuk secara penuh masuk ke Uni Eropa ataupun melepas poundsterling ketika anggota Uni Eropa menerima (mata uang) euro, sedikit banyak didasari oleh mentalitas insular ini. Seberapapun mereka memerlukan Eropa sebagai mitra bisnis, politik dan pertahanan tetap saja mereka curiga Eropa (asing-luar) adalah ancaman.

Tetapi kembali ke persoalan Tottenham, kalau di zaman sekarang saja insularitas masih mewarnai sikap pemerintah Inggris, maka bisa dibayangkan ketika puluhan tahun silam Arsenal berhasil mengubah nama stasiun Gillespie Road menjadi Arsenal. Persoalan insularitas ini bukan hanya di tingkat negara, tetapi juga di tingkat yang lebih kecil. Antarkota, antarwilayah dalam satu kota, antaretnis, antarklub sepakbola dan seterusnya dan sebagainya.

Bagi Tottenham kedatangan Arsenal hanyalah pembawa persoalan yang terbukti bebannya masih saja mereka tanggung hingga sekarang. Apalagi kalau dikaitkan dengan prestasi yang untuk 20 tahun terakhir Arsenal boleh dikatakan berada di atas mereka. Untuk mengatakan raja di kampung sendiri saja Tottenham tidak bisa melakukannya.

Bagi Tottenham Arsenal selalu dianggap tak lebih klub London Tenggara yang menumpang di tanah mereka. Pendatang. Asing. Tak peduli walau Arsenal telah berada di London Utara selama 100 tahun dan mengurat akar, jauh lebih lama dibanding keberadaan di Plumstead yang hanya 27 tahun.

Anda mungkin menganggap cerita saya ini berlebihan. Tetapi tahukah anda bahwa hingga detik ini pendukung Tottenham tetap menyebut stasiun Arsenal dengan Gilespie Road dalam pembicaraan sehari-hari? Tahukah juga anda bahwa ketika di tahun 2006 Arsenal boyongan dari Highbury ke Emirates, yang jaraknya hanya sepelemparan baru itu, pendukung Tottenham mengajukan petisi meminta pemerintah London untuk mengembalikan nama stasiun Arsenal kembali ke Gilespie Road?

Permintaan itu tak digubris pemerintah London. Mereka (pemerintah London) seperti mengatakan,
"Kamu lihat lapangan bola itu. Masuk sana dan buktikan kalau kamu memang pemilik London Utara."



London, 27 Agustus 2013
Disclaimer:Tulisan di atas merupakan ulasan dari saudara Yusuf Arifin dan saya publikasikan ulang di sini.Sumber: http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/08/28/115713/2342917/1489/kisah-perebutan-stasiun-kereta-yang-menyulut-permusuhan-spurs-arsenal




Saturday, 31 August 2013

Gundam Virtue HG 1/144 Bootleg Review

Gundam Virtue HG 1/144 Bootleg Review





Hello guys,
this is my first review about Gundam Model kit or Gunpla. This is also my first HG 1/144 gunpla, i have already love the gundams since i was kid but i just been able to bought them lately.

I bought this for IDR 70,000 in my town, Purwokerto, this month. Pretty reasonable for that price but if you are at the big city in Indonesia such as, Semarang, Jogja, Surabaya or Jakarta you may be able to get bootleg Gunpla at a lower price like IDR 55,000-60,000 per HG. Otherwise, IDR 70,000 is one of the most reasonable prices you can get for bootleg in Indonesia.

  • Series: Gundam 00 Season 1
  • GN-005 Gundam Virtue
  • Grade: HG
  • Scale: 1/144
  • Height: 18.4m
  • Weight: 66.7t
  • Armaments:
    • 1x GN Bazooka
    • 2x GN Cannon
    • 2x GN Beam Saber
  • Pilot: Tieria Erde


Now, let’s start with the review..

1. This is the Box





2. Opening the box



3. Assembled Head



4. The Torso/Body



5. Assembling the Head, Arms, and Torso
 



6. GN Bazooka



7. Attaching the GN Bazooka



7. The Legs



8. Assembling all body parts



9. The Articulations, Virtue in Actions







Overall, i like this bootleg version of HG 1/144 Gundam Virtue, the articulations are pretty nice and i love the burst mode.
Okay, that's all for the review. Hope you like it 

Wednesday, 24 July 2013

Hal-hal Absurd Yang Nggak Kita Sadari Biasa Kita Lakukan pas Masa-masa PDKT



"Hai, kamu lagi ngapain?" pesan itu muncul di sebuah layar handphone Blackberry ber-silikonkan gambar beruang hidrocepalus bernama Rilakkuma. Si pemilik handphone yang merupakan mahasiswi cewek angkatan akhir berparas cantik membaca pesan tersebut sambil meringis bahagia, layaknya orang yang lega setelah menahan sembelit selama 1 minggu penuh. cewek tersebut sedang mengalami masa-masa PDKT dengan teman sekelasnya yang terkenal sebagai cowok paling pinter di kampus, dia pinter di bidang akademik, bidang non-akademik, maupun bidang ilmu hitam.

yakk, masa-masa PDKT merupakan masa-masa yang hampir semua cowok dan cewek dari SD, SMP, SMA, Kuliah, Kerja sampai Mbah-mbahpun pernah merasakanya. Gue juga sebagai mahasiswa tingkat akhir yang masih berjuang dengan skripsi-pun sering merasakan yang namanya masa-masa PDKT. tapi, kalian sadar nggak sih, kalau di masa-masa PDKT ini, kita sering secara nggak sadar melakukan hal absurd. Nah, disini gue pengen bahas hal-hal absurd yang biasa terjadi pas proses PDKT. cekidot guys!

1. Pertanyaan Klise untuk Memastikan status si Target
"Btw, Nggak papa nih aku BBM gini? Ntar cowoknya marah lagi", Gue mengirim BBM tersebut ke gebetan gue yang gue kenal dari semester pertama perkuliahan, sebut saja Bunga. Bunga membalas pesan tersebut, "Siapa yang marah, aku lagi gak punya pacar kok Bims :) ". Menerima BBM tersebut, Gue pun merasa bahagia, saking bahagianya gue langsung kebelet boker, kebetulan saat itu gue lagi nongkrong di kloset rumah.

Kejadian diatas pasti pernah dialami oleh sebagian besar pasangan-pasangan yang sedang dalam proses PDKT, padahal hal tersebut menurut gue cukup absurd dan klise, soalnya kalau kita berani memulai tahap penjajakan dengan seorang cewek, pastinya sebelumnya kita udah mengulik berbagai info tentang cewek tersebut dong, termasuk statusnya sekarang.


2. Mencocokkan Diri dengan Target Lewat Ramalan Zodiak di Majalah
"Eh, Coba dong lihat ramalan zodiak bulan ini, Cancer gimana sama Capricorn?", Kata Bunga kepada temannya, Winda, yang sedang sibuk membaca ramalan zodiak di majalah Gadis. "Katanya sih, Cancer bakalan dapet surprise nih dari Capricorn." Jawab Winda setelah membaca ramalan di majalah.

Adegan di atas pasti sering terjadi ketika cewek-cewek sedang dalam proses PDKT dengan cowok. tapi anehnya, setelah membaca ramalan zodiak, cewek-cewek ini punya 2 respon yang sangat bertolak belakang. Kalau ramalan zodiaknya bagus pasti cewek-cewek bakalan bilang, "Wah, gue jodoh sama dia ternyata, senengnya" sambil senyum-senyum amis kayak abis keselek tulang lunak. Akan, tetapi kalau ternyata ramalannya jelek, si cewek bakalan ngomong, "Wah musyrik nih percaya beginian, bakar cepet, BAKAR!!!".


3. Mulai Muncul Panggilan Sayang
"Mbem, udah makan belum mbem?" Tanya gue di BBM yang gue kirim ke gebetan gue, Bunga. "Udah kok Bims. Kamu?" Jawab Bunga. 

Pasti BBM/SMS berisikan panggilan-panggilan sayang kaya gitu biasa kita lakukan di masa-masa PDKT. Biasanya panggilan-panggilan tersebut diambil dari ciri khas gebetan kita. Kalau dia tembem kita panggil "Mbem, embem", kalau dia unyu kita panggil "Nyu, nyu", kalau dia gendut biasanya panggilannya "Ndut, endut". Sedangkan gue, karena postur gue yang cukup pendek untuk ukuran cowok, maka gue biasa dipanggil "Ntet, Kontet". Dunia memang kadang tak adil.


4. Muncul Permainan "Siapa yang Tutup Telpon Duluan"
"Eh aku bobo duluan ya, besok aku kuliah pagi," Kata Bunga di Telpon, Gue pun menjawab, "Oh, kamu udah mau bobo, yaudah bobo gih, besok telat kuliahnya". "Yaudah kamu duluan dong tutup telponnya," kata Bunga. "Kamu duluan dong," Kata gue. "Iiihh gak mau, kamu dong," Kata Bunga lagi. "Yaudah, bareng deh tutupnya, aku hitung yaa, satu, dua, tigaaa" Kata gue, ternyata Bunga dan gue sama-sama belum menutup telponnya, "Loh kok belom ditutup sih, masih mau ngobrol sama aku yaa" Kata Bunga. Gue jawab, "iya". Dan telpon pun akhirnya nggak jadi ditutup.

Kejadian tersebut pasti pernah dialami sebagian pasangan yang sedang mengalami proses PDKT. Dan kalau gue pikir-pikir, kejadian di atas bener-bener salah satu kejadian paling absurd yang pernah gue lakuin pas masa-masa PDKT sama mantan gebetan gue dulu.

5. Main Suap-suapan
Gue dan Bunga sedang duduk berdua di kantin kampus ditemani alunan musik dangdut dari HP Cina milik mas-mas kantin. "Suapin aku dong," kata Bunga dengan manjanya. "Iya sini aku suapin, aaa" kata gue. "aaa". Bunga pun melahap suapan mie lidi dari gue dengan bahagia.

Hal tersebut pasti sering dialamin oleh pasangan-pasangan PDKT pas udah hampir jadian. Sayangnya hal tersebut selain absurd juga sangat tidak bertoleransi terhadap para tuna asmara. Seringkali para tuna asmara ini mengumpat dalam hatinya ketika melihat adegan-adegan suap-suapan yang menegangkan seperti di atas. Pernah, saking keselnya temen gue yang habis putus sama pacarnya, melihat adegan suap-suapan tersebut dia refleks mencolokkan mie lidi yang sedang dimakan ke mata si cowok yang sedang disuapin gebetannya.



Oke, cukup sekian hal-hal absurd yang pernah gue alamin pas lagi mengalami proses PDKT sama mantan gebetan gue dulu, yang entah sekarang berada dimana.

jangan lupa share pengalaman absurd kalian pas lagi PDKT di comment box yahh!

Wednesday, 30 May 2012

Meyakinkan pembeli online shop dengan Web Security Seal

Dewasa ini, internet adalah sumber informasi dan alat komunikasi bagi siapa saja. Mulai dari anak sekolah, pegawai kantor, mahasiswa, hingga perusahaan besar pun banyak mengambil informasi dan berkomunikasi melalui internet.

Akan tetapi, selain digunakan untuk keperluan mencari informasi dan berkomunikasi, seiring perkembangan jaman dan kemajuan internet global, internet juga digunakan untuk membeli barang-barang melalui online shopping. Fenomena menjamurnya online shopping ini sangat memudahkan kita dalam mencari berbagai barang yang kita inginkan melalui internet. Di dalam online shopping, kita bisa menemukan berbagai jenis barang, mulai dari peralatan rumah tangga, otomotif, hingga perangkat teknologi. Banyak penyedia layanan online shopping seperti ebay.com, amazon.com, ataupun yang lokal seperti bhinneka.com, dinomarket.com, maupun kaskus.co.id yang sekarang ini dapat digunakan untuk mencari benda-benda yang kita inginkan.

Selain banyak manfaat dari online shopping, di online shopping juga terdapat banyak resiko yang bisa timbul, kejahatan cyber, hacking maupun penipuan adalah beberapa resikonya. oleh karena itu, dalam praktek online shopping diperlukan security yang dapat meyakinkan konsumen bahwa dia tidak akan tertipu, ataupun menjadi korban dari kejahatan internet.

Dalam online shopping mancanegara seperti di amazon.com maupun ebay.com, biasanya kita dapat melihat label security yang menjamin bahwa kita tidak akan menjadi korban dari kejahatan internet maupun penipuan. label-label tersebut biasa disebut Security Seal.

di bawah ini adalah beberapa contoh Security Seal

Security seal atau Jaminan tersebut merupakan salah satu bagian paling penting dari online shopping. Banyak konsumen percaya bahwa seal tersebut merupakan bukti bahwa transaksi mereka aman dan tidak akan dihack, sehingga mereka akan lebih percaya dan mau bertransaksi jika online shop tersebut dijamin oleh security seal seperti Norton maupun Verisign.

Security seal akan memberikan keuntungan bagi toko-toko yang bertransaksi secara online dengan cara membuat para konsumen maupun calon konsumen tidak menutup tab ataupun browser mereka sebelum melihat dan membeli produk dari online shopping tersebut.

Selain keuntungan tersebut, pada umumnya Security Seal seperti VeriSign memberikan banyak manfaat kepada website online shopping misalnya:
1. Bisa membantu membimbing konsumen dan calon konsumen untuk menemukan website online shopping yang menggunakan security seal
2. Mereka melakukan peninjauan harian pada website online shopping untuk membantu melindungi dari blacklist oleh mesin pencari dan untuk memastikan bahwa online shopping tidak menginfeksi komputer pelanggan ketika mereka menelusuri situs web online shopping tersebut
3. Bentuk komitmen layanan maksimal kepada pelanggan

Dengan adanya Security seal maka kita tidak perlu lagi khawatir dan takut untuk belanja di website online shopping.


Bima Cinintya Pratama
C1L010045
Student of International Accounting 2010
Unsoed

Wednesday, 18 April 2012

Have we utilize the full potential of systems and technology?

System is a set of elements which interact with each other and work together to achieve certain goals. Information is data that has been processed so it can be beneficial to users. So that the management information system can be defined as a computer-based information system that provides information for multiple users with similar needs.

Nowadays in our daily life, informational system is already applied at many fields. Such as, in business, banking, education, health, etc. We live in global era that are very depend on technology. We live with many gadgets like mobile phone, notebook, tablet, etc. I'm sure that many of us sleep with our blackberry, eat with our iPhone, and playing Samsung Galaxy while talking to our friends.
In facts, many of us aren't using our gadgets at full potential. I realized it when my lecturer said this to the class, "Many of you just using your notebook for typing in Ms. Words, your phone for sms and chatting, although the gadgets can do more than that. It means that the gadget is smarter than the users."
I think that is right and i think that it is very ironic that actually the technology can do more than that but the people only use it not very maximal. So, for what they bought that gadget if they can't maximize the use of it?

It is ironic that in our global era when every system is now integrated with computer based, there is still a people that can't maximize the abilities of their devices.
Actually, we often not realize that we actually already use the computer-based information system, like when -we use ATM or we use internet banking to pay school. Those are actually computer-based, but sometimes we aren't realize it. so we still can't maximize the use of that technology because we aren't realized it. So, now it's better for us to learn how to realized that there are already many things with super technology in our daily life, so that we can learn it and maximize the utilize of it.

we must be able to maximize the utilization of this super smartphone

Bima Cinintya Pratama
C1L010045
Student of International Accounting 2010
Unsoed